
BSNP MEMANTAU PELAKSANAAN UN DI DAERAH
Bambang Suryadi (Sekretaris BSNP) didampingi Furqon (kepala Balitbang), Dadang Sudaryanto (Sekretaris Balitbang) dan Nizam (kepala Puspendik) menyampaikan maksud dan tujuan rakor panitia UN tingkat pusat
BSNP–Jakarta Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan independen yang memiliki kewenangan menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah melaksanakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan UN pada hari Rabu (8/4/2015) di Gedung A Kemndikbud. Hadir dalam acara ini adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Bawesdan dan seluruh anggota Panitia UN Tingkat Pusat, baik dari Kemdikbud maupun Kementerian Agama.
Bambang Suryadi Sekretaris BSNP dalam paparannya mengatakan bahwa tujuan rapat koordinasi ini adalah untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap tugas dan tanggungjawab masing-masing bidang dalam kepanitiaan pelaksanaan UN tahun2015.
“Melalui rapat koordinasi ini, kita ingin menyamakan persepsi sekaligus mengecek persiapan pelaksanaan UN sehingga ujian dapat berjalan sesuai dengan POS yang telah kita tetapkan”, ucapnya.
Anggota BSNP, tambahnya, juga akan melaksanakan pemantauan pelaksanaan UN di daerah. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa UN dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang ada di dalam POS UN tahun 2015.
“BSNP telah menyiapkan panduan dan instrumen pemantauan serta buku saku tanya jawab seputar UN. Selain itu BSNP juga menyusun petunjuk teknis pelaksanaan UN berbasis komputer (UN-Computer Based Test) yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan UN CBT, termasuk penyelesaian masalah”, jelas Bambang.
Menurut Furqon Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pelaksana Ujian Nasional (UN) Tingkat Pusat, pada H-5 soal UN SMA sederajat telah didistribusikan dari provinsi ke kabupaten/kota. UN SMA sederajat dilaksanakan mulai tanggal 13-15 April 2015 dan UN SMP sederajat dilaksanakan pada tanggal 4-7 Mei 2015. (BS)

ANIES BAWESDAN : PASTIKAN UN JUJUR, KEJUJURAN ITU MAHAL
Anies Bawesdan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) didampingi Dadang Sudaryanto (Sekretaris Balitbang) dan Nizam (kepala Puspendik) menyimak masukan-masukan dari peserta rakor panitia penyelenggara UN tingkat pusat tahun 2015
BSNP–Jakarta Anies Bawesdan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan beberapa pesan dan arahan kepada Panitai Ujian Nasional (UN) Tingkat Pusat dalam acara rapat koordinasi yang dilaksanakan di ruang pertemuan Gedung A Kemdikbud, Rabu (8/4/2015).
Mengawali arahannya, Anies Bawesdan menjelaskan perubahan kebijakan dalam pelaksanaan UN tahun 2014.
“Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa perubahan dalam pelaksanaan UN 2015. Kita ingin motif siswa dalam belajar mengalami perubahan, dari menghindari kegagalan menuju maraih prestasi. Dulu belajar keras karena takut tidak lulus, sekarang karena ingin meraih prestasi”, ucapnya.
Dengan diserahkan penentuan kelulusan siswa kepada satuan pendidikan, tambah Anies, ritual keagamaan dalam bentuk istighatsah berkurang, namun demikian semoga doa mereka tidak berkurang. Jika para siswa belajar dengan baik dan berdoa dengan rajin, hasilnya akan baik.
Pesan terpenting dari arahan Anies Bawesdan adalah kejujuran dalam pelaksanaan UN. Anies mengharapkan kejujuran dalam pelaksanaan UN diutamakan. Peserta didik jujur dalam menjawab soal UN dan panitia juga jujur dalam melaksanakannya.
“Peran panitia sangat mendasar dan penting untuk memastikan UN dilaksanakan dengan jujur. Kejujuran itu mahal. Apa artinya jika ada siswa meraih prestasi yang bagus, tetapi dicapai dengan kecurangan. Bisa jadi perilaku curang tersebut tidak terdeteksi oleh panitia UN, tetapi siswa tersebut tidak pernah akan lupa dalam hidupnya bahwa ia pernah melakukan kecurangan. Sampaikan kepada murid-murid bahwa jujur itu keren. Jujur itu bagus. Dan, jujur itu mahal”, pesan Anies yang saat itu memakai batik lengan panjang paduan antara warna coklat dan merah.
Terkait dengan kejujuran, tambah Anies, kita harus promosikan indeks integritas. Kita akan mengeluarkan sekolah yang indeks kejujurannya tinggi, bukan indeks kecurangannya tinggi. Dalam hidup ini makin hari, kita harus mengawasi diri sendiri. Begitu kita punya gadget, kontrol ada pada diri sendiri. Selama mengandalkan eksternal kontrol, kita sulit melakukan perubahan. Bila ada 100 sekolah memilih melakukan pencontekan (kecurangan), kemudian indeks integritas keluar, maka rasa malu harus ditanggung seluruh warga sekoah, mulai dari guru, siswa, kepala sekolah dan orang tua. Memang anak tidak akan menerima lembar integritas, tetapi indeks integritas ini menjadi referensi penting bagi orang tua. Orang tua tentu akan memasukkan anaknnya ke sekolah yang memiliki indeks integritas tinggi, bukan sebaliknya ke sekolah yang indeks integritasnya rendah.
Anies juga menyampaikan bahwa belum lama ini, ia menerima kunjungan Menteri Pendidikan Malaysia, yang salah satu agendanya adalah membahas hasil UN. Kita memerlukan komitmen dari Malaysia untuk mengakui hasil UN. Kita punya indeks integritas. UN bukan yang sakral, tapi tetap jujur. Kita bisa melakukan intervensi perilaku kepada sekolah, guru, orang tua dan siswa, berdasarkan analisis indeks integritas. (BS)
Peraturan BSNP Tentang Juknis UN CBT Tahun 2015
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan BSNP tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer/Computer Based Test (UN CBT) Tahun Pelajaran 2014/2015.
Lampiran : PeraturanBSNP tentang Petunjuk Teknis CBT TP 2014-2015